




Haji Abd Rahman Munir Al-Sambas bagi saya seorang yang tidak pernah lupa kepada anak-cucunya walaupun di mana dia berada. Hatta di sekitar tahun 1953 atau lebih awal dari itu beliau yang keluar mengembara dari kampung halamannya di Bagan Datuk (Parit 6) sambil memikul di atas bahunya bahan jajaannya yakni tudung saji, maka sampailah ia ke pekan kecil di selatan negeri Kedah yakni Padang Serai.
Amatlah hairan sekali tentang bagaimana Hj Abd Rahman Munir dapat mencari putra tunggalnya (dgn isterinya Dyg Zaleha binti Konsul Muhammad), Awg.Ramlee di Padang Serai.
Saya (Wan Mokhtar bin Awg. Ramlee Al-Sambas) masih ingat dengan jelas betapa setelah hujan lebat reda, seseorang memberi salam di depan rumah. Ayah saya yg menjawab salam yg diberikan lalu mendengar kata-kata insan yg muncul didepan rumah kami; Saya sedang mencari anak saya dan orang-orang di pekan sana memberitahu anak saya itu tinggal di sini. Nama anak saya itu Awang Ramlee. Begitu mendengar kata-kata itu ayah saya meluru turun dari rumah dan memeluk ayahnya lalu berkata; bertemu jua akhirnya kita ya ayah!
Saya masih ingat peristiwa yg mengembirakan dua insan itu. Ketika itu saya berusia 10 tahun, ayah saya lebihkurang 42 tahun dan datuk saya 70 tahun.
FOTO (dari atas): 1 - Hj Abd Rahman Munir Al-Sambas - 1880-1956; 2 - A.Fauzi Ali Munir - 1897-1962, putra sulung Hj.Abd Rahman Munir Al-Sambas dgn isteri pertama beliau di Kota Sambas; 3 - Awang Ramlee 1909-1963, putra tunggal Hj Abd Rahman Munir dgn isteri ke duanya Dyg. Zaleha binti Konsul Muhammad, Kota Batu, Brunei; 4 - Keluarga Awg Ramlee Al-Sambas, 1941; DAN 5 - Keluarga Haji Abd Rahman Munir Al-Sambas sekitar awal 1950an.